Rabu, 17 Maret 2010



















A. Sistem Kopling
a. Kopling dan komponen-komponennya
Kopling terletek diantara mesin dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi. Kopling juga dapat memindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda penggerak agar gerak mula kendaraan berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda transmisi dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya.

Cara kerja kopling yaitu bila pedal kopling tidak ditekan maka kopling dalam keadaan menghubung, dan bila pedal kopling ditekan maka kopling akan memutus dengan mesin. Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas pedal kopling melalui perantara Drek lahar. Catatan : Dekrup di ikat dengan 6(biasanya) baut terhadap fly wheel. plat kopling menjadi pengisi bagian tengah antara fly wheel dengan dekrup. Pada bagian tengah plat kopling terdapat lubang bergigi yang akan masuk kedalam As blender sebagai penerus tenaga dari plat kopling ke Gearbox porseneling.
Ketika kaki kita tidak menginjak pedal kopling, dengan melihat susunan diatas maka bantalan dekrup akan menekan plat kopling terhadap fly wheel sehingga seolah olah Fly wheel, plat kopling dan dekrup menjadi satu kesatuan sebagai benda rigid. sehingga apabila fly wheel berputar 10rpm maka demikian pula dengan plat koplingnya. Dengan cara inilah tenaga dari mesin dapat di transfer ke dalam Gearbox porseneleng (melalui as blender) yang pada akhirnya diteruskan ke roda.

Ketika kaki menginjak pedal kopling :
Ketika kaki kita menginjak pedal kopling, maka dreklahar mendorong kuku/ tuas dari dekrup sehingga bantalan dekrup yang menekan plat kopling dan roda gila terangkat. ketika terangkat inilah posisi dikatakan Free. Dimana perputaran dari roda gila tidak di ikuti oleh perputaran dari plat kopling. sehingga tenaga dari mesin tidak sampai pada gearbox perseneleng. Pada saat ini lah perpindahan gigi dari porseneleng dapat dilakukan.Didalam gearbox porseneleng inilah tenaga dari mesin di atur sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan pengemudi melalui rasio gigi.

Komponen-komponen kopling :
1. Tutup Kopling (clutch cover)
Tutup kopling terikat pada roda penerus(flywheel) mesin dan berputar bersama-sama dengan putaran mesin. Tutup kopling dibagi menjadi dua tipe, tergantung pada tipe pegas yang digunakan untuk menekan plat penekan terhadap plat kopling, yaitu pegas diafragma dan pegas coil. Saat ini tutup kopling tipe pegas diafragma lebih banyak digunakan, dan tipe pegas coil banyak digunakan pada kendaraan niaga berat.


2. Pelat Kopling
Pelat kopling (clutch disc) diperlukan untuk dapat memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi slip. Pelat dibuat sedemikian rupa, agar pada saat tenaga harus dibebaskan, kopling dapat bekerja dengan sempurna dan cepat.
Pelat kopling terdiri dari facing (bagian yang bergesekan), semacam bahan gesek (friction material) yang dikeling di sekeliling plat pada kedua permukaannya dan hub yang terletak dibagian tengahnya, yang menerima perkaitan dengan input shaft transmisi.

Hub diletakkan diantara pelat-pelat dan dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak sedikit dalam arah dari putaran melalui peredam (pegas coil atau karet). Bentuk ini bekerja untuk mengurangi kejutan pada saat tenaga dihubungkan.
B. Tipe kopling
Tipe kopling dan dibedakan dari cara kerjanya:
1. Tipe kopling mekanis
Pada tipe kopling ini, perpindahan pedal kopling diteruskan ke body secara langsung oleh kabel atau batang.



Tipe kopling ini yang banyakdigunakan adalah kopling pelat tunggal kering, prinsip kerjanya sebagai berikut :
a) Bila pedal kopling dalam keadaan bebas maka pelat kopling akan merapat atau terhubung diantara roda penerus dan plat penekan. Sedangkan pegas penekan kopling memberikan tekanan yang sangat diperlukan untuk mencegah kopling tergelincir (slip), tenaga mesin dipindahkan dari poros engkol ke roda penerus dan pelat kopling langsung ke Input shaft dari Gear box.
b) Bila pedal kopling di tekan maka pelat penekan cenderung untuk menjauh karena jari-jari penekan yang menggerakkan oleh tekanan dari bantal pelepas kopling sehingga dengan cara ini pelat kopling terangkat bebas, pelat kopling itu dapat berputar bebas diantara pelat penekan dengan roda penerus, dengan demikian hubungan antara poros engkol dengan input shaft jadi putus.
Sistem pengoperasian kopling tipe mekanik
1 . Cable mechanism (mekanik kabel)
Menggunakan media sebuah kabel baja untuk meneruskan gerakan pedal ke garpu pembebas. Keuntungan dari mekanisme ini adalah konstruksinya sederhana dan karena sifat kabel yang fleksible maka penempatannya juga fleksible dan tidak memerlukan ruang gerak yang besar. Mekanisme ini mempunyai kerugian gesek yang besar antara kabel dan selongsongnya, apalagi jika banyak belokan/ tekukan. Elastisitas bahan kabel menyebabkan mekanisme ini tidak bekerja dengan spontan dan kurang kuat untuk beban berat.

2. Linkage mechanism (mekanik batang)
Mekanisme batang mempunyai keuntungan elastisitas bahan lebih kecil sehingga kuat dan spontanitas kerja lebih baik. Kelemahan/ kekurangan sistem ini adalah karena media penerusnya adalah batang, maka untuk penempatannya menjadi lebih sulit dan perlu ruang gerak yang lebih besar.
3. Centrifugal mechanism (mekanik sentrifugal)
Jika mesin berputar maka bandul sentrifugal akan terlempar keluar oleh gaya sentrifugal, sehingga centrifugal plate akan tertarik sehingga menekan plat kopling ke back plate/ fly wheel. Bila putaran mesin berkurang maka intensitas tekanan centrifugal plate juga berkurang.
2. Tipe kopling hidraulis
Pada tipe kopling ini, perpindahan pedal kopling dirubah oleh master silinder menjadi tekanan hidraulis kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling(clutch release fork) melalui silinder pembebas(release cylinder).

Dalam kopling hidraulis tenaga penggerakya terdiri dari oli, dimana tenaganya ditimbulkan oleh gaya sentrifugal dan terdiri dari dua buah tabung dimana bagian-bagiannya mempunyai kipas-kipas atau rusuk-rusuk yang mempunyai sudut puncak. Pada dasarnya bentuk dan bagian-bagiannya sama dengan pesawat kopling kering tunggal, perbedaannya hanya pada lapisan-lapisannya. Pada pesawat kopling yang kering lapisannya terbuat dari ferodo sedang kopling basah terbuat dari gabus.
Gabus itu diletakkan pada pelat baja, sifat gabus itu tidak menjadi licin dalam minyak, pegas-pegas yang dilengkapi untuk menekan cincin penekan harus mempunyai tekanan yang lebih besar dari pegas pada kopling kering. Kerja kopling hidrolik lebih lembut dan baik serta tidak mudah aus. Kopling model ini hanya digunakan pada kendaraan tertentu karena perawatannya sulit.
Master silinder kopling
Master silinder kopling (clutch master cylinder) terdiri dari reservoir, piston, cylinder cup, katup dan lain-lain dan tekanan hidraulis ditimbulkan oleh gerakan piston. Batang penekan kopling tertarik ke arah pedal koplingoleh adanya pegas pembalik pedal.
3. Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC)


Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling pegas spiral
Kopling pegas spiral adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat

2. Kopling pegas diaphragma
Kopling diafragma juga termasuk kopling tunggal kering. Ditinjau dari konstruksinya tipe ini sangat sederhana dan tekanannya lebih merata dan kuat, meskipun kopling sudah tipis(aus). Kopling ini tidak mempunyai komponen seperti kopling tipe pegas spiral, dimana mempunyai mekanik pemindah seperti tuas pembebas, pen pemutar, dan sebagainya tetapi cukup dengan pegas diafragma. Jadi, pegas diafragma dapat menggerakkan pelat penekan untuk menghubungklan dan memutuskan kopling dengan mesinnya.
Kopling pegas diaphragma adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.

Tipe kopling pegas diapragma

Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.
2. Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.

Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
2. Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak)
Penyetelan kopling
Penyetelan sisitem penggera kopling dengan gerak bebas
 Periksa kebebasan pada pedal, biasanya  20mm

 Pada sistem penggerak hidraulis, letak sekrup penyetel biasanya pada batang penekan silinder kopling.



 Mur kontra
 Mur penyetel
 Batang penekan

 Pada sistem penggerak mekanik biasanya dipakai kabel. Bagian penyetel dapat terletak pada ujung kabel di atas atau di bawah.
Contoh : Toyota Kijang/Corolla DX


Mengapa gerak bebas kopling dapat berubah dan perlu distel?
Keausan pada kanvas kopling menyebabkan pengurangan gerak bebas. Jika tidak ada gerak bebas, kopling berada dalam keadaan seperti ditekan sedikit, akibatnya kopling mulai slip.
Informasi Tambahan : Penyetelan Gerak Bebas Kopling
Mengapa pada kopling sistem penggerak hidraulis yang baru distel, gerak bebasnya dapat hilang setelah pedal kopling ditekan bebetapa kali?

Gerak bebas hilang karena batang penekan pada silinder master tidak ada celahnya. Akibatnya :
 Pada saat pedal dilepas, torak master tidak dapat kembali sampai pada pembatasnya.
 Lubang kompensasi antara silinder reservoir tertutup oleh sil primer.
 Cairan rem dari silinder kopling tidak dapat mengalir kembali ke resevoir, maka tekanan dalam sistem hidraulis akan hilang dengan sempurna.
 Kopling masih sedikit tertekan, walaupun pedalnya dilepas.

Penyetelan dasar pada batang penekan silinder master :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar